Jerhemy Owen, mahasiswa program studi Environmental Technology and Renewable Energy satu ini kerap membahas isu lingkungan termasuk pengelolaan sampah di konten TikTok @jerhemynemoo. Kali ini, TeaMantappu berhasil merangkumnya untuk kamu. Yuk, simak fakta lingkungan yang belum banyak diketahui orang dan patut kamu pahami!
Hai TeMantappu! Pembahasan seputar lingkungan, terutama tentang pencemaran lingkungan dan persoalan plastik, masih menjadi sorotan utama di Indonesia. Menyitir data dari Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) tahun 2023, berdasarkan laporan dari 132 kabupaten/kota di seluruh Indonesia, tercatat jumlah timbunan sampah nasional mencapai 17,4 juta ton. Dari total produksi sampah nasional tersebut, sebanyak 66,47% (11,5 juta ton) dapat dikelola, sementara 33,53% (5,8 juta ton) sisanya belum terkelola dengan baik, loh. Yuk, coba kita tengok upaya-upaya pengelolaan sampah plastik yang sempat disorot Jerhemy Owen di konten TikTok @jerhemynemoo miliknya! Ada apa aja, ya?
Table of Contents
Plastic Fisher: Teknologi Perangkap Sampah
Pernah mendengar tentang Plastic Fisher nggak, TeMantappu? Mereka adalah startup asal Jerman yang menciptakan solusi inovatif untuk mengatasi masalah sampah plastik, terutama di Sungai Citarum. Salah satu produk unggulannya adalah “Trash Booms”, teknologi yang berhasil mengumpulkan lebih dari 200 ton sampah plastik di tujuh sungai di Bandung.
Trash Booms, yang berbahan material pipa PVC dan kawat besi, digunakan sebagai perangkap sederhana untuk menyaring sampah plastik dari aliran sungai. Sampah yang berhasil ditangkap kemudian dibawa ke fasilitas daur ulang Plastic Fisher untuk dipilah dan didaur ulang kembali.
Baca Juga: 5 Fakta Unik Jerman Versi Alexander Matthew
Tujuan utama Trash Booms adalah menahan sampah plastik agar nggak mencemari air laut. Partikel-partikel mikroplastik, yang mengotori air laut, dapat mengganggu kehidupan hewan laut dan jika dikonsumsi akan membahayakan kesehatan manusia, loh. Oleh karena itu, penanganan serius terhadap polusi plastik menjadi semakin penting, terutama mengingat perkiraan bahwa jumlah plastik di ekosistem akuatik terus meningkat.
Keren dan patut mendapat acungan jempol, ya, TeMantappu? Meskipun berasal dari Jerman, Plastic Fisher telah membuktikan komitmennya dalam mengatasi masalah sampah plastik di Indonesia, sambil memberikan manfaat ekonomi lokal dengan membuka lapangan pekerjaan.
Enviplast: Kantong Berbahan Singkong
Siapa sangka manfaat singkong nggak sebatas dijadikan bahan makanan untuk konsumsi? Owen memperkenalkan kita dengan adanya inovasi menarik berupa kantong berbahan dasar singkong asal Indonesia, Enviplast.
Gimana, sih, proses detailnya sampai bisa menghasilkan kantong dari singkong? Menurut penjelasan Owen, pertama-tama, singkong diolah menjadi tepung tapioka dan dibentuk menjadi biji. Dari biji ini, kemudian dilelehkan menggunakan mesin dan ditiup hingga membentuk serupa balon mengembang. Setelah itu, kantong dipotong sesuai bentuknya dan ditambahkan label serta dicetak leher kantongnya. Owen menekankan kalau bahan pewarna labelnya juga aman bagi lingkungan, loh.
Kantong plastik ini memiliki sifat unik, yaitu bisa langsung meleleh dan terurai saat direndam dalam air panas. Oleh karenanya, kantong ini bisa menjadi salah satu solusi alternatif untuk mengurangi penggunaan kantong plastik sekali pakai karena dapat terurai dalam tanah dalam waktu 3-6 bulan. Berbeda dengan kantong plastik biasa yang membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk terurai.
Bicara soal harga, kantong berbahan singkong ini merogoh kocek tiga kali lipat lebih mahal daripada kantong plastik biasa. Tetapi, kita tetap harus mengapresiasi keberadaannya dalam upaya memberikan alternatif baru yang ramah lingkungan untuk masa depan lebih berkelanjutan. Kamu tertarik buat mencoba nggak, TeMantappu?
ëCollabo8: Tempat Daur Ulang Sampah Plastik
Berbekal sampah plastik sebagai bahan baku, ëCollabo8 berhasil menyulapnya menjadi berbagai produk menarik. Lebih menakjubkan lagi, mereka sempat diminta oleh Marvel untuk membuat imitasi palu Thor dan produk-produk mereka dibeli oleh The Body Shop serta hotel-hotel mewah lainnya, loh. ëCollabo8 merupakan salah satu recycling company yang berbasis di Bali.
Penasaran nggak bagaimana prosesnya? Pertama-tama, sampah plastik harus dipilah sesuai dengan jenis dan warnanya, dan tentu saja dibersihkan terlebih dahulu. Setelah itu, sampah tersebut diolah melalui proses penggilingan untuk diubah menjadi partikel-partikel kecil. Kemudian, partikel plastik tersebut dilelehkan agar bisa dicetak sesuai dengan desain barang yang diinginkan. Mulai dari sisir, kacamata, botol, gelas, piring, mangkok, hingga perabotan seperti kursi, meja, dan sofa bisa diproduksi menggunakan metode ini.
Sebagai contoh, untuk membuat satu bangku, diperlukan sekitar 20 kilogram sampah plastik dan waktu produksi sekitar tiga jam, loh. Owen menyebutkan kalau keunggulan dari produk-produk ini adalah kualitasnya yang baik dan mulus, sehingga dapat digunakan dalam jangka waktu yang lebih lama, sekaligus membantu mengurangi produksi sampah plastik yang baru, deh.
Baca Juga: Na Daehoon: Chef Asal Korsel, Content Creator, dan Talent Mantappu Corp
***
Mulai dari pengembangan teknologi penangkal sampah, penggunaan kantong berbahan singkong, hingga proses daur ulang sampah plastik menjadi berbagai barang unik dan bermanfaat, masih banyak upaya pengelolaan sampah plastik yang perlu digalakan. Gimana menurutmu, TeMantappu? Adakah upaya-upaya daur ulang lain untuk mengurangi sampah plastik?
Media Sosial Jerhemy Owen
Untuk mendapatkan konten terbaru dan informasi kolaborasi dalam mengatasi berbagai isu lingkungan, ikuti akun media sosial Owen di bawah ini:
Artikel Terkait
- Arti Peduli Lingkungan Menurut Jerhemy Owen
- MantaView – Jerhemy Owen Berulang Tahun ke-21!
- Belajar untuk Peduli Lingkungan bersama dengan Jerhemy Owen, Mahasiswa Teknologi Lingkungan
- Cinta Lingkungan ala Jerhemy Owen – Ciliwung Cleanup sampai TPST Bantargebang
- Recycled Sandal by Pyopp Fledge x Owen
- Jerhemy Owen – Berbagi Waffle dan Minuman di Panti Asuhan dan TPST