Get In Touch
Menara Caraka, Lantai 12, Jl. Mega Kuningan Barat, Blok E4 7 No. 1, Kawasan Mega
Kuningan, Jakarta 12950
Work Inquiries
partnership@mantappu.com
(+62) 818 0401 3060

5 Fakta Unik Jerman Versi Alexander Matthew

January 26, 2024

by Fahma Ainurrizka

Mau mencoba studi di Jerman? Yuk, simak dulu berbagai fakta unik Jerman langsung dari pengalaman Alexander Matthew, mahasiswa jurusan Teknik Informatika di Fachhochschule Aachen, Jerman. Apa benar di Jerman nggak banyak gedung pencakar langit? Yuk, cari tahu jawabannya di artikel ini!

Potret Alexander Matthew | Sumber: Instagram @alexandrmatthew

Hallo, Leute! Wie geht es Ihnen? Semoga selalu dalam keadaan baik, ya, TeMantappu! Udah tahu, dong, kalau salah satu talent Mantappu Corp., Alexander Matthew, sering berbagi pengalaman seputar kehidupan di Jerman melalui kontennya di media sosial. Kali ini, TeaMantappu berhasil merangkum berbagai fakta unik Jerman berdasarkan pengalaman langsung Matthew. Siapa yang udah nggak sabar? Yuk, simak artikelnya sampai habis!

Fakta Unik Jerman: Autobahn Jerman, Jalan Tanpa Batas Kecepatan

Alexander Matthew menjelaskan sistem autobahn di Jerman | Sumber: TikTok @alexandrmatthew_

Yup, autobahn, sistem jalan bebas hambatan di Jerman, udah menjadi landmark di Jerman. Meskipun terkenal sebagai jalur tanpa batas kecepatan, tetapi sejak 2007, Pemerintah Federal Jerman merekomendasikan pembatasan kecepatan maksimum 130 km/jam untuk kendaraan pribadi. Kalau mau lebih dari kecepatan tersebut diizinkan nggak tuh? Tetap boleh, kok, itu sebatas rekomendasi aja. Sejauh ini, rekor kecepatan tertinggi di autobahn adalah 432,59 km/jam, dicetak oleh Rudolf Caracciola pada tahun 1938 dan belum terpecahkan hingga sekarang.

Kamu mungkin bertanya-tanya: angka kecelakaan di Jerman besar, dong, karena kebut-kebutan di autobahn? Nyatanya, angka statistik menunjukkan kalau meskipun banyak yang mengemudi dengan kecepatan tinggi, jumlah kecelakaan di autobahn relatif kecil, dengan 20.928 insiden pada tahun 2017. Studi juga menunjukkan angka kematian akibat kecelakaan di autobahn jauh lebih rendah dibandingkan dengan jalan pedesaan dan raya biasa.

Baca Juga: Wawancara Eksklusif Ekida dan Farhan Bahas Healthy Lifestyle Anak Muda

Keselamatan di autobahn nggak hanya bergantung pada jalannya, tetapi juga perilaku pengemudi dan kondisi kendaraan. Secara umum, pengalaman mengemudi di autobahn relatif aman dengan adanya marka jalan yang jelas dan kondisi jalan yang baik. Matthew dalam videonya juga menyebutkan kalau membuat SIM (Surat Izin Mengemudi) di Jerman nggak mudah dan butuh biaya cukup mahal mulai dari 17 sampai 40 juta, loh.

Fakta Unik Jerman: Tak Banyak Gedung Pencakar Langit di Eropa

Alexander Matthew menjelaskan jarang ada skyscraper (gedung pencakar langit) di Jerman | Sumber: TikTok @alexandrmatthew_

Di kota-kota besar Indonesia kayak Jakarta, gedung pencakar langit yang berfungsi sebagai kantor, hotel, atau apartemen udah biasa banget ditemuin. Nah, di Benua Eropa, contohnya di Inggris dan Jerman, gedung pencakar langit (skyscraper) itu langka, loh. Kok bisa gitu, ya?

Ada beberapa alasan kenapa di Eropa nggak banyak bangunan tinggi. Pertama, banyak banget bangunan bersejarah di kota-kota besar Eropa yang dijaga dan dihargai banget karena punya desain indah dan sejarah yang panjang. Nah, karena itu, sejumlah masyarakat Eropa nggak setuju kalau ada gedung pencakar langit yang dibangun, takutnya malah menggeser bangunan-bangunan klasik dan bersejarah yang udah ada.

Alasan kedua, pasca Perang Dunia II, waktu kota-kota besar di Eropa banyak yang hancur, banyak yang milih untuk merestorasi bangunan bersejarah dan membangun ulang kawasan perkotaan dengan bahan dan teknik tradisional. Mereka pada dasarnya lebih suka mempertahankan warisan budaya daripada membangun gedung tinggi. Semua keputusan ini juga dipengaruhi oleh jumlah penduduk Eropa yang waktu itu belum terlalu banyak. Jadi, nggak banyak, deh, orang-orang yang tertarik untuk bangun gedung pencakar langit waktu itu.

Fakta Unik Jerman: Sparkling Water Menggeser Air Putih

Alexander Matthew menjelaskan budaya mengkonsumsi sparkling water di Jerman (gedung pencakar langit) di Jerman | Sumber: TikTok @alexandrmatthew_

Di Eropa, selain bir atau wine, orang-orang doyan banget minum sparkling water. Nggak heran kalau di sana sparkling water lebih populer ketimbang air mineral kemasan. Apa, sih, sparkling water? Dasarnya, sparkling water itu cairan jernih yang nggak punya warna, bau, atau rasa khusus, tapi mengandung karbon dioksida.

Minum sparkling water udah jadi bagian budaya dan kebiasaan lama di Jerman. Sekitar 78% air kemasan yang diminum di sana adalah sparkling water. Warga Jerman percaya kalau sparkling water lebih sehat karena terasa lebih segar dan mengandung mineral.

Baca Juga: Na Daehoon: Chef Asal Korsel, Content Creator, dan Talent Mantappu Corp

Bahkan, sebagian besar orang di Jerman mau keluar uang lebih demi alat pengubah air keran jadi sparkling water kayak SodaStream yang harganya bisa mencapai tiga juta rupiah. Kamu tertarik buat mencoba, TeaMantappu?

Fakta Unik Jerman: Mahasiswa Jerman Ninggalin Laptop di Perpustakaan

Alexander Matthew menjelaskan kebiasaan mahasiswa di Jerman meninggalkan barang berharga di perpustakaan | Sumber: TikTok @alexandrmatthew_

Ini jadi kebiasaan menarik yang Matthew temui di kampus. Mengingat sulitnya mencari tempat duduk di perpustakaan yang selalu ramai, mahasiswa cenderung meninggalkan barang berharga kayak laptop dan tablet saat pergi ke kantin atau toilet. Tujuannya biar tempat duduknya tetap terjaga dan nggak perlu repot membawa barang berat ke mana-mana. Mereka juga nggak mencoba menitipkan barang kepada orang lain, loh.

Menariknya, meskipun begitu, kehilangan barang jarang terjadi. Kalau Matthew, sih, bilang “… aku tetep trust issue, sih.” Kalau kamu berani nggak, nih, TeMantappu?

Fakta Unik Jerman: Batas Umur Minum Alkohol di Jerman 16 Tahun

Alexander Matthew menjelaskan culture shock di Jerman batas minimal konsumsi alkohol | Sumber: TikTok @alexandrmatthew_

Di Jerman, minum di tempat umum (public drink) udah menjadi hal biasa. Matthew sampai bilang kalau, “Bir itu sudah kayak air putih bagi mereka.”

Pada umumnya, penjualan minuman beralkohol dengan kadar tinggi kayak vodka dan whiskey dibatasi untuk mereka yang berusia 18 tahun ke atas, sesuai dengan UU Perlindungan Remaja, Jugendschutz Gesetz. Namun, untuk bir dan anggur, batas usia pembelian adalah 16 tahun. Kalau ada wali atau orangtua yang menemani remaja batas usia bisa turun menjadi 14 tahun.

Penjual minuman beralkohol memiliki kewajiban untuk memeriksa identitas pembeli buat mengetahui usianya. Beberapa negara bagian juga menerapkan aturan lebih ketat; misalnya, negara bagian Baden-Württemberg sejak tahun 2010 melarang penjualan minuman beralkohol di toko antara pukul 10 malam hingga pukul 5 pagi.

***

Buat TeMantappu yang berencana untuk studi atau bahkan berlibur di Jerman, penting juga, nih, untuk mengetahui keunikan-keunikan ini biar nggak mengalami culture shock. Ada nggak, nih, fakta unik lain tentang Jerman yang kamu ketahui dan belum sempat dibahas oleh TeaMantappu?

Media Sosial Alexander Matthew

Mau tahu lebih banyak tentang fakta uni lain seputar Jerman? Ikuti media sosial Matthew di bawah ini biar nggak ketinggalan upcoming updates dari Matthew:

Artikel Terkait

Recent Posts

Detektif Reomit menjelaskan kasus kriminalitas di Korea

Rekomendasi “Detektif Reomit” yang Bahas Kriminalitas Remaja di Korea

Salah satu segmen yang dinanti Bolo-Bolo alias penonton Korea Reomit di tiap minggunya adalah “Detektif Reomit”. Di segmen ini, Hansol menceritakan berbagai kasus kriminal menarik yang terjadi di Korea. Kali ini, TeaMantappu telah merangkum beberapa video konten “Detektif Reomit” yang wajib banget kamu tonton, khususnya yang membahas tentang kriminalitas yang melibatkan anak di bawah umur di Korea. Yuk, kita simak!

Halal Tour Tomo di Jepang

Menyusuri Keindahan Jepang Lewat Halal Tour Tomo

Kali ini, kita bakal seru-seruan bareng Tomohiro di Halal Private Tour. Perjalanan dimulai dari Tokyo Station yang ikonik, dilanjutkan ke Shibuya Crossing untuk mencicipi wagyu A5 yang lezat di Gyumon Halal Sukiyaki, sampai menikmati keindahan sakura di Oishi Park dengan latar belakang Gunung Fuji yang megah. Pokoknya, pengalaman menyusuri Jepang yang autentik, deh. Yuk, simak perjalanannya!

Pengalaman wawancara kerja di Jepang versi Yusuke

Pengalaman Yusuke Mengikuti Wawancara Kerja di Jepang

Kali ini, yuk kita simak perjalanan Yusuke menjalani serangkaian wawancara kerja, baik secara online maupun offline di Jepang. Yusuke cerita gimana ia mempersiapkan diri dari pemilihan baju hingga menghadapi pertanyaan-pertanyaan dari interviewer. Selain itu, ia juga membagikan insight tentang alur rekrutmen kerja di Jepang, lho—proses yang terkadang mirip, tapi juga punya nuansa dan tuntutan tersendiri jika dibandingkan dengan Indonesia. Yuk, kita telusuri cerita lengkapnya!