Get In Touch
Menara Caraka, Lantai 12, Jl. Mega Kuningan Barat, Blok E4 7 No. 1, Kawasan Mega
Kuningan, Jakarta 12950
Work Inquiries
partnership@mantappu.com
(+62) 818 0401 3060

Berapa Biaya Belanja Mingguan di Supermarket Korea?

May 20, 2024

by Fahma Ainurrizka

Kali ini, Noti Couple, Jang Hansol dan Jeanette, berbelanja kebutuhan mingguan di E-mart, salah satu supermarket terbesar di Korea Selatan. Dalam video terbaru mereka, kita diajak menyusuri barang-barang apa saja yang mereka beli untuk kebutuhan sehari-hari. Kira-kira berapa banyak uang yang dihabiskan orang Korea dalam sekali belanja mingguan, ya? Yuk, kita cari tahu!

Jang Hansol saat berbelanja di E-mart | Sumber: YouTube/Korea Reomit

Halo, TeMantappu!

Korea Selatan terkenal dengan biaya hidupnya yang tinggi, meskipun juga dikenal sebagai salah satu negara di Asia dengan tingkat gaji yang cukup tinggi. Namun, tetap saja, biaya hidup di Korea Selatan relatif mahal. Jika dibandingkan dengan Jepang, biaya hidup di Korea Selatan memang sedikit lebih rendah, namun tetap saja bisa menguras kantong.

Nah, kali ini kita akan mengikuti Noti Couple, Jang Hansol dan Jeanette, saat mereka berbelanja kebutuhan mingguan di E-mart cabang Eunpyeong, salah satu supermarket terbesar di Korea Selatan. Lokasi ini cukup ramai dengan penduduk lokal karena terletak di dekat area perumahan.

Biasanya, Hansol berbelanja kebutuhan sehari-hari tiap satu hingga dua minggu sekali. Khusus kali ini, mereka pengin menunjukkan berapa banyak yang biasanya mereka habiskan dalam satu kali belanja rutin. Tentunya, setiap orang dan setiap keluarga punya kebutuhan dan kebiasaan belanja yang berbeda, ya, TeMantappu.

Selanjutnya, kita bakal melihat apa saja barang-barang yang mereka beli, mulai dari bahan makanan, produk rumah tangga, hingga kebutuhan lainnya. Penasaran berapa banyak uang yang dihabiskan oleh orang Korea rata-rata dalam sekali belanja mingguan? Yuk, kita cari tahu!

Apa Saja yang Dibeli Hansol?

Jang Hansol saat berbelanja di E-mart | Sumber: YouTube/Korea Reomit

Mulai dari lantai dua, Hansol dan Jeanette mencari makanan olahan, salah satunya wasabi, yang biasanya menjadi pendamping saat makan daging. Hansol dan Jeanette juga sempat mencicipi beberapa produk gratis yang ditawarkan di stan-stan promosi.

E-mart seringkali menyediakan sampel produk gratis dan diskon menarik buat menarik perhatian pembeli. Hansol menjelaskan, “Kadang ada gratisan tisu, produk, dan lain-lain,” yang bisa membuat pengalaman belanja tentunya jadi lebih menyenangkan, hihi.

Kala menyusuri supermarket, Hansol menemukan sambal terasi Indonesia yang harganya sekitar ₩6.280 atau setara dengan Rp62.800. Ternyata, produk Indonesia dijual juga, ya, di shopping mall Korea.

Setelah puas berbelanja di lantai dua, Hansol dan Jeanette beralih ke basement 1 untuk membeli buah, sayur, daging, dan bahan-bahan segar lainnya. Jeanette sangat menyukai creamy salad yang selalu ingin dibawa pulang saat mereka ke Indonesia.

Nggak hanya itu, Hansol juga menunjukkan berbagai meal kit yang dijual di E-mart, praktis buat mereka yang sibuk dan nggak punya banyak waktu untuk memasak. “Cukup banyak makanan meal kit yang dijual di supermarket. Banyak orang-orang agak sibuk, ya, jadi mereka malas masak, tapi kalau pesan (delivery) itu agak mahal. Jadi, solusinya memang meal kit ini,” jelas Hansol.

Tak lupa, Hansol dan Jeanette mampir ke toko roti di E-mart. Menurut Hansol, roti di sana lebih murah dibandingkan dengan roti yang dijual di toko-toko terkenal seperti Tous les Jours atau Paris Baguette. “Beli di sini jauh lebih terjangkau, mungkin memang rasanya beda, tapi di sini sungguhan terjangkau,” kata Hansol. Meskipun ada perbedaan rasa, roti di E-mart tetap menjadi pilihan yang ekonomis dan layak dicoba.

Hansol di tengah-tengah videonya sempat memberi tips mudah buat mengonversi harga dari won ke rupiah: cukup tambahkan satu nol di belakang angka won untuk mendapatkan estimasi harga dalam rupiah.

Akhirnya Hansol Selesai Belanja!

Jang Hansol saat berbelanja di E-mart | Sumber: YouTube/Korea Reomit

Setelah menghabiskan waktu di E-mart untuk berbelanja kebutuhan sehari-hari, Noti Couple, Jang Hansol dan Jeanette, akhirnya menyelesaikan belanja mereka. Yay!

Keduanya menuju ke speed checkout buat melakukan scan barang-barang secara mandiri. Total belanja hari itu mencapai ₩146.450 atau sekitar Rp1.464.500. Selain itu, mereka juga membeli dua kantong sampah seharga 490 won, sehingga total keseluruhan belanja menjadi ₩147.430 atau sekitar Rp1.727.350. Jumlah ini sudah termasuk biaya parkir, yang langsung dihitung dalam sistem pembayaran.

Tahu nggak, sih, kalau ternyata di Korea Selatan, pembayaran parkir biasanya nggak dilakukan secara langsung, kecuali dalam situasi tertentu. Misal, seperti saat mengunjungi toko buku tanpa melakukan pembelian.

“Ini belanja terhitung sedikit. Biasanya kita kalau banyak bisa sampai 210 ribu won,” kata Hansol, menjelaskan belanja kali ini tergolong lebih sedikit dibandingkan biasanya.

BarangHarga dalam wonHarga dalam rupiah
Mandu gyoza₩8.960Rp89.600
Wasabi 120gr₩5.500Rp.55.000
MSG soup 140gr₩13.800Rp138.000
Saus jjapaghetti 290gr₩6.100Rp61.000
Kuah shabu-shabu (2 pcs)₩4.180 x 2 pcsRp83.600
Saus Rose pasta 600gr₩4.980Rp49.800
Saus yakiniku 240gr₩4.480Rp44.800
Pembalut₩12.900Rp129.000
Sikat gigi₩1.980Rp19.800
Kapas wajah 240 lembar₩1.980Rp19.800
Cotton bud 400 batang₩1.980Rp19.800
Caffe latte 950 ml₩2.680Ro26.800
Dolce Gusto₩9.800Rp98.000
Ganjang gejang 700gr₩12.900Rp129.000
Creamy salad₩4.480Rp44.800
Sushi₩2.388Rp23.880
Beef stew ₩7.000Rp70.000
Buah apel (6 buah)₩13.900Rp139.000
Telur ayam (30 butir)₩7.650Rp76.500
Daftar belanja Hansol | Sumber: YouTube/Korea Reomit

Kenapa Hansol Nggak Belanja di Pasar?

Jang Hansol saat berbelanja di E-mart | Sumber: YouTube/Korea Reomit

Hansol juga menjawab pertanyaan yang mungkin ada di benak banyak orang: mengapa, sih,  nggak berbelanja di pasar tradisional saja?

Hansol menjelaskan kalau ternyata Pemerintah Korea Selatan saat ini sedang berusaha untuk mengajak warganya kembali aktif berbelanja di pasar tradisional. Ada beberapa alasan mengapa banyak orang lebih memilih berbelanja di supermarket:

Pertama, harga nggak jauh berbeda. Menurut Hansol, harga di pasar tradisional nggak jauh berbeda dengan harga di supermarket. Jadi, dari segi biaya, nggak ada keuntungan signifikan untuk berbelanja di pasar.

Kedua, kenyamanan. Pasar tradisional seringkali kurang nyaman dibandingkan supermarket. Di pasar, parkir bisa sulit dan nggak ada fasilitas seperti AC atau pemanas yang membuat pengalaman berbelanja lebih nyaman, terutama saat cuaca ekstrem.

Ketiga, kelengkapan barang. Supermarket seperti E-mart menawarkan berbagai produk yang lebih lengkap dibandingkan pasar tradisional. Konsumen bisa menemukan semua yang mereka butuhkan di satu tempat, dari makanan segar hingga produk rumah tangga

Alasan-alasan yang diungkap Hansol itulah yang membuat banyak orang Korea lebih memilih berbelanja di supermarket. Supermarket menyediakan kenyamanan dan kepraktisan yang sulit ditandingi oleh pasar tradisional.

Selain itu, dengan adanya fasilitas seperti parkir yang lebih mudah dan suasana berbelanja yang lebih nyaman, supermarket menjadi pilihan utama bagi banyak keluarga di Korea Selatan.

***

Yes, itu dia! Jang Hansol dan Jeanette memberikan gambaran nyata tentang biaya hidup sehari-hari di Korea Selatan, mulai dari memilih makanan olahan hingga bahan-bahan segar. Semoga informasi ini bisa menjadi patokan untuk pengeluaranmu jika kamu berencana tinggal atau berkunjung ke Korea Selatan, ya!

Media Sosial Jang Hansol

Nantikan konten terbaru dari Korea Reomit dengan mengikuti media sosial Hansol di bawah ini:

Artikel Terkait

Tonton Jang Hansol mencoba makanan siap saji lainnya!

Recent Posts

Ngepur “Ngegerebrek Dapur”, Segmen Baru Ibra Isman Kolaborasi Masak Bareng Kreator Lain

Ngepur “Ngegerebrek Dapur”, Segmen Konten Baru dari Ibra Isman

Kali ini, Ibra Isman kembali bikin gebrakan baru di dunia konten masak dengan segmen terbarunya yang diberi nama Ngepur alias Ngegebrek Dapur. Di segmen ini, Ibra bakal keliling mendatangi dapur kreator konten lain buat kolaborasi masak bareng. Konsepnya sederhana tapi seru, karena setiap episode selalu ada keunikan dari kreator yang dia ajak. Mulai dari masakan rumahan simpel sampai kreasi kuliner yang lebih kompleks, semua dibawakan dengan gaya khas Ibra yang santai dan penuh humor. Penasaran siapa aja yang udah pernah kolab bareng Ibra di Ngepur? Yuk, kita bahas lebih lanjut!

Hantu Korea dalam Budaya Pop: Dokkaebi, Mul Gwishin, dan Gumiho | Sumber: TikTok/hansoljang110

Dokkaebi, Mul Gwishin, dan Gumiho: Misteri Hantu Korea yang Jarang Diketahui

Kamu pernah nggak, ngerasa kalau hantu-hantu dari Korea tuh nggak sepopuler yang ada di Indonesia? Kalau di sini, siapa sih yang nggak kenal sama kuntilanak atau pocong? Rasanya mereka udah jadi bagian dari kehidupan sehari-hari, muncul di cerita-cerita rakyat, film, sampai meme. Tapi gimana dengan Korea? Ternyata, Korea juga punya koleksi hantu, hihi. Meskipun mungkin nggak seterkenal hantu-hantu di Indonesia, mereka punya cerita mistis yang seru buat diulik. Dari hantu air sampai makhluk mitologi yang bisa berubah wujud, yuk, kita simak beberapa hantu terkenal di Korea dari Hansol!

Jerhemy Owen Wisuda di Belanda, Resmi Jadi Sarjana Teknik Lingkungan!

Jerhemy Owen Wisuda di Belanda, Resmi Jadi Sarjana Teknik Lingkungan!

Jerhemy Owen, kreator lingkungan dan talent Mantappu Corp. satu ini, resmi lulus dari Avans University of Applied Sciences di Belanda, jurusan Teknologi Lingkungan dan Energi Terbarukan. Wisudanya berlangsung santai dengan keluarga yang datang jauh-jauh dari Indonesia. Dari jas biru hingga tesis tentang dekarbonisasi industri di Indonesia, yuk simak momen-momen spesial wisuda Owen dan cerita di balik perjalanannya selama 4 tahun di luar negeri!