Get In Touch
Menara Caraka, Lantai 12, Jl. Mega Kuningan Barat, Blok E4 7 No. 1, Kawasan Mega
Kuningan, Jakarta 12950
Work Inquiries
partnership@mantappu.com
(+62) 818 0401 3060

Turah Parthayana: Skill Tanpa Koneksi Buat Apa?

February 20, 2024

by Fahma Ainurrizka

|

Turah Parthayana

Pada Minggu (19/2), Turah Parthayana menghadiri talkshow sebagai guest star dalam rangkaian acara “Try Out Superman” yang diselenggarakan oleh SMA Negeri 3 Yogyakarta. Kali ini, Turah membagikan pengalamannya selama berkuliah di Tomsk State University, Rusia yang mampu membentuknya menjadi seorang kreator konten, pembicara, CEO studio produksi Belinsky, sutradara sekaligus produser sejumlah film karyanya. Bagaimana keseruannya? Temukan jawabannya dalam artikel ini!
Turah Parthayana sebagai pembicara di talkshow oleh SMA Negeri 3 Yogyakarta | Sumber: Dok. Mantappu Corp.

Privyet! Pada Minggu (19/2) lalu, TeaMantappu berkesempatan mengikuti keseruan Turah Parthayana saat ia menjadi pembicara dalam talkshow yang merupakan rangkaian kegiatan “Try Out Superman” yang diadakan oleh SMA Negeri 3 Yogyakarta. 

Turah awalnya bercerita mengenai pengalamannya selama di Yogyakarta. Ia menyebutkan telah mengunjungi Yogyakarta sebanyak tiga kali dan menetapkan Malioboro sebagai tempat favoritnya. “Aku suka keramaian,” tambahnya.

Dalam acara yang berlangsung selama satu jam ini, Turah banyak membicarakan tentang motivasi dan tips belajar–menyesuaikan audiensnya yang sebagian besar adalah siswa-siswi SMP yang nggak lama lagi akan menghadapi ASPD (Asesmen Standarisasi Pendidikan Daerah). Yuk, simak!

Jangan Menyerah di Tengah Jalan

Saat ditanya konsistensinya untuk terus mengerjakan ini-itu, mulai dari menjadi sutradara, produser, kreator konten, hingga menggawangi unit bisnis studio Belinsky, Turah mengaku, “Jujur, kalau motivasi untuk belajar melihat track record, ya: aku baru sempat belajar saat SMA.” Ia menceritakan kembali sembari mengingat masa sekolah yang banyak ia habiskan bermain game. Ia baru mulai menemukan esensi belajar saat kuliah di Rusia menekuni jurusan manajemen bisnis di Tomsk State University

Bicara tentang ujian, Turah juga mengingatkan betapa pentingnya pemahaman dibandingkan dengan sekadar menghafal materi. Bertumpu pada pengalamannya di Rusia, Turah menjelaskan kalau nggak semua mata pelajaran yang ia hafal bisa langsung diaplikasikan dalam kehidupan sekarang (dunia kerja). Oleh karena itu, ia merasa lebih efektif ketika memahami materi.

Baca Juga: OOTD Korean Style Versi Na Daehoon

Dengan memahami dan mengerti, proses belajar menjadi lebih menyenangkan. Sebaliknya, mengandalkan hafalan bisa membuat proses belajar terasa lebih melelahkan. Apalagi dengan adanya kegiatan ekstrakurikuler dan tuntutan lain di sekolah, belajar hanya dengan menghafal bisa menjadi lebih sulit.

Turah juga menyampaikan selama kuliah di Rusia, ada 17 mata kuliah yang harus dihadapinya. Jikalau semua mata kuliah tersebut hanya mengandalkan teknik menghafal, hampir nggak mungkin untuk mengikuti seluruhnya dengan baik.

Motivasi Diri di Kala Burnout

Turah selalu mengingat kembali tujuan utamanya tatkala mengalami burnout. Ia mengungkapkan, “Aku selalu ingat motivasi utamaku selama di Rusia, yaitu ingin lulus. Bagiku, kalau nggak lulus, malu. Aku selalu mengingat alasan awal aku kuliah di sini.”

Lebih lanjut, Turah menjelaskan yang terpenting adalah mengingat kembali tujuan utama kita dan apa yang ingin kita capai. Setelah menemukan tujuan baru dari situ kita dapat memotivasi diri untuk mencapainya.

Ketika menghadapi fase burnout–suatu kondisi saat seseorang mengalami kelelahan fisik dan mental sehingga membuat menurunnya motivasi–Turah menyarankan untuk nggak hanya fokus pada belajar. Sebaliknya, waktu tersebut bisa diisi dengan bersosialisasi atau kerja kelompok. Terkait hal ini Turah menjelaskan: “Kalian nggak bisa meninggalkan hal sosial (bersosialisasi). Di sekolah maupun dunia kerja kuncinya relasi. Kalau kalian nggak punya skill sosial, berat banget. Kalau punya skill nggak punya koneksi buat apa?” 

Kemudian, merespons pola belajar begadang sampai melupakan jam tidur, Turah menyebut kalau itu sangat nggak dianjurkan. Turah menyarankan proses belajar sebagai “Usaha yang konsisten dan bertahap,” bukan dilakukan secara tergesa dan terburu yang membuat materi menjadi sulit dipahami. 

Selain mempelajari materi, Turah menambahkan kalau penting juga untuk belajar dengan mengerjakan latihan soal terkait materi tersebut. Hal ini membantu untuk menguji pemahaman serta meningkatkan keterampilan dalam menerapkan konsep-konsep yang telah dipelajari.

Tantangan di Dunia Digital

Banyak orang mengalami kesulitan dalam mempertahankan fokus dan motivasi karena mudah tergoda oleh gadget dan media sosial. Bagi Turah, kunci utamanya adalah manajemen diri sendiri, karena pada akhirnya, hal ini kembali pada kesadaran dan usaha tiap-tiap dari kita dalam membentuk kebiasaan.

Baca Juga: Makeup Korean Look Ala Maria Clarin

Meskipun pada awalnya mungkin memerlukan paksaan dan pengendalian diri, Turah menegaskan setelah beberapa waktu, kebiasaan tersebut akan terbentuk dan menjadi lebih mudah dilakukan. Turah juga menjelaskan pentingnya membuat jadwal untuk diri sendiri sekaligus menyesuaikan waktu belajar agar sesuai dengan kenyamanan tiap-tiap orang.

Kilas Balik Turah Parthayana di Masa Sekolah

Turah mengingat kembali pengalamannya selama bersekolah. Saat SMP, ia aktif di klub basket, dan ketika di SMA, ia terlibat dalam kegiatan teater. Turah mengakui ia banyak belajar dari pengalaman di teater yang berkontribusi pada kariernya sebagai pimpinan produksi dan sutradara saat ini.

Baginya, terlibat dalam organisasi penting untuk melatih kemampuan public speaking–fokus di satu organisasi saja. Dari sekolah hingga kuliah, kemampuan public speaking-nya cukup kacau. Ditambah sebagai orang yang besar di Bali, banyak penggunaan kalimat yang dibolak-balik, seperti “Lagi 5 menit,” padahal semestinya “5 menit lagi.” Organisasi dan content creating sangat membantu kemampuan public speaking Turah menjadi jauh lebih baik.

Turah sebagai Kreator Konten

Turah mulai membangun akun YouTube miliknya sejak tahun 2017. Ketertarikannya sebagai content creator bermula dari keresahan yang dialaminya. Ia menyadari jarang sekali orang Indonesia yang melanjutkan pendidikan ke Rusia–nggak sepopuler Jepang ataupun Inggris. Hal inilah yang memotivasinya menjadi content creator, dengan harapan dapat membagikan pengalamannya di Rusia melalui video kepada teman-temannya. Alhasil, keresahan itu akhirnya menjadi pekerjaannya.

Hidup di Rusia gampang-gampang susah. Turah merasakan budaya dan cuaca yang sangat berbeda. Suhu di sana mencapai minus 41 derajat Celcius. Karakter orang Rusia pun cenderung cuek yang menjadi tantangan tersendiri. Ada saat-saat rasa homesick begitu kuat, terutama ketika nggak ada teman di Indonesia. 

Untuk melawan culture shock dan kerinduan akan rumah, ia mulai mendokumentasikan pengalamannya. Meskipun beberapa orang menganggap daily vlog sebagai “hal nggak penting”, Turah malah menyesal ada beberapa pengalamannya yang nggak terdokumentasikan. Sebab saat dewasa, keberadaan foto-foto menjadi sangat berarti baginya, mengingatkan akan perjalanan hidupnya.

***

Seru, ya, melihat pengalaman yang begitu beragam dari Turah, termasuk pengalamannya di Rusia dan kilas balik kisahnya semasa sekolah. Sampai jumpa di kesempatan lain ketika Turah mengunjungi kotamu, ya!

Media Sosial Turah Parthayana

Tunggu kolaborasi Turah bersama kreator konten lain dengan mengikuti media sosial Turah Parthayana berikut ini::

Artikel Lainnya tentang Turah Parthayana

Tonton konten video terbaru dari Turah Parthayana!