Get In Touch
Menara Caraka, Lantai 12, Jl. Mega Kuningan Barat, Blok E4 7 No. 1, Kawasan Mega
Kuningan, Jakarta 12950
Work Inquiries
partnership@mantappu.com
(+62) 818 0401 3060

The Dami Mission: Sekte Sesat dan Ramalan Kiamat Korsel

May 7, 2024

by Fahma Ainurrizka

Jang Hansol, melalui kanal YouTube populer Korea Reomit, beberapa kali membahas ajaran-ajaran sesat membahayakan di Korea Selatan. Kali ini, ia menyorot kasus nyata “The Dami Mission”, di mana ajaran sesat ini mengarah pada praktik penipuan. Gimana kisah lengkap di balik “The Dami Mission”? Yuk, kita bahas!

Jang Hansol membahas Detektif Reomit “The Dami Mission” | Sumber: YouTube/Korea Reomit

Halo, TeMantappu!

Percakapan tentang kiamat selalu mendulang diskusi menarik dari banyak orang, terutama ketika tema tersebut diangkat dalam film-film pendahulu, seperti “2012”. Kali ini, Hansol membagikan kisah nyata di Korea Selatan mengenai sebuah agama yang memprediksi datangnya hari kiamat.

Kisah ini mempertemukan Hansol dengan kondisi kelompok pengikut ajaran sesat yang berbondong-bondong mempersiapkan diri untuk menyambut kiamat sampai-sampai mereka meninggalkan rumah dan pekerjaannya. Gimana kisah lengkapnya? Yuk, kita simak bersama-sama!

Ajaran Sesat “The Dami Mission”

Jang Hansol membahas Detektif Reomit “The Dami Mission” | Sumber: YouTube/Korea Reomit

Pada tahun 1992, sebuah kejadian memilukan terjadi ketika seorang ibu mengunjungi dokter dengan maksud menggugurkan kandungannya yang sebenarnya masih sehat dan siap untuk dilahirkan dalam dua bulan mendatang.

Tindakan ini tentunya melanggar hukum karena pada usia tujuh bulan janin telah dianggap sebagai manusia yang hidup. Alasan yang diberikan oleh ibu tersebut cukup mengejutkan: “Saya nggak bisa melanjutkan kehamilan ini. Dunia tempat kita tinggal akan mengalami kiamat pada tanggal 28 Oktober 1992.,” jelas Hansol saat mulai menceritakan awal mula kasus ini.

Peristiwa serupa mulai bermunculan, di mana keluarga-keluarga meninggalkan rumah mereka karena keyakinan kalau akhir dunia sudah dekat, dan nggak ada lagi hal yang penting buat dilakukan. Banyak orang juga berhenti bekerja atau berhenti sekolah, percaya kiamat akan terjadi dalam waktu singkat

Fenomena ini nggak terbatas hanya di satu wilayah, melainkan telah menyebar hingga ke Amerika. Banyak gereja mengutuk misi ini sebagai ajaran sesat, dan menyebutnya sebagai “The Dami Mission” atau “Rapture” di Amerika.

Gereja Dami meyakini kalau dunia akan segera mengalami kiamat dan menyerukan umatnya untuk bersiap-siap menghadapi akhir zaman.

Lee Jang-rim: Sosok Di Balik Dami Mission

Jang Hansol membahas Detektif Reomit “The Dami Mission” | Sumber: YouTube/Korea Reomit

Polisi pada akhirnya berhasil menangkap Lee Jang-rim, pendiri Gereja Dami, atas dua tuduhan serius: penyebaran ajaran sesat dan penyelewengan dana gereja senilai 27 ribu USD atau sekitar 360 juta rupiah.

Siapa sebenarnya Lee Jang-rim?

Pada tahun 1987, namanya menjadi perbincangan publik setelah menerbitkan buku berjudul “Prepare for The Coming Future”. Buku ini menguraikan tiga poin utama: pertama, Yesus akan turun ke bumi dan mengangkat orang-orang baik pada tanggal 28 Oktober 1992; kedua, sekitar satu juta orang akan diangkat ke surga; ketiga, orang-orang yang nggak terangkat akan mengalami penderitaan di bumi sampai hari kiamat yang akan datang tujuh tahun kemudian, pada 1999.

Buku ini menjadi sangat populer, memicu pertumbuhan pesat ajaran Gereja Dami yang dipimpin oleh Lee Jang-rim. Dalam waktu singkat, Gereja Dami telah merambah ke berbagai wilayah, dengan total 250 gereja di Korea dan 40 gereja di luar negeri. Fenomena ini menunjukkan betapa besar pengaruh Lee Jang-rim dan ajarannya dalam masyarakat pada waktu itu.

Apa yang Terjadi di 28 Oktober 1992?

Jang Hansol membahas Detektif Reomit “The Dami Mission” | Sumber: YouTube/Korea Reomit

Pada hari yang ditunggu-tunggu, Rabu, 28 Oktober 1992, sekitar 1500 petugas keamanan, 200 detektif, dan 100 wartawan bersiap-siap di sekitar wilayah tersebut. Di sisi lain, sekitar 3000 warga Seoul juga berkumpul dengan penuh antisipasi, penasaran akan apa yang akan terjadi pada pukul 12 malam.

Pengikut Lee Jang-rim pun berkumpul sejak jam 8 malam, penuh harap dan penuh keyakinan. Mereka berdoa dan menyanyi, menanti saat-saat pengangkatan yang dijanjikan.

Namun, saat waktu yang ditunggu tiba, nggak ada yang terjadi. Nggak ada pengangkatan apapun. Rasa kekecewaan segera memenuhi udara, diikuti dengan protes yang menggema dari para pengikut yang merasa dikhianati oleh ajaran yang mereka percayai.

Nantinya, ketika rumah Lee Jang-rim diperiksa, ditemukan surat-surat berharga yang bisa dicairkan pada 1993–satu tahun setelah kiamat terjadi versi ajaran Gereja Dami. Temuan ini menjadi ironi sekaligus bukti yang cukup kuat kalau ajaran yang digaungkan adalah sebuah penipuan.

Akibatnya, Lee Jang-rim dijatuhi hukuman penjara selama satu tahun. Kejadian ini juga menjadi satu di antara sekian banyak alasan mengapa agama sesat semakin berkembang di Korea.

Hukuman Ajaran Sesat di Korsel

Jang Hansol membahas Detektif Reomit “The Dami Mission” | Sumber: YouTube/Korea Reomit

Kerugian yang dialami oleh para korban penipuan seringkali nggak sebanding dengan hukuman yang diterima oleh para penipu ini. “Hal ini menjadi masalah yang cukup serius yang harus segera ditangani oleh pemerintah Korea,” jelas Hansol.

Hansol menjelaskan kalau praktik ini menjadi mudah dipercaya karena khotbah yang sangat detail kepada pengikutnya. Mereka menggunakan kata-kata yang sangat spesifik, misalnya “Tuhan akan memberkati kamu pada tanggal sekian.”

Dengan memberikan prediksi yang begitu terperinci, ini membuat pengikutnya merasa memiliki pemahaman yang lebih jelas tentang masa depan mereka, dan itu dapat meningkatkan rasa kepercayaan mereka.

***

Memang, benar-benar ngeri, ya, TeMantappu? Ajaran sesat bisa membawa dampak merugikan bagi masyarakat. Penegakan hukum yang tegas juga perlu dilakukan buat mencegah penyebaran ajaran sesat dan memberikan efek jera kepada para pelaku. Setuju?

Media Sosial Jang Hansol

Nantikan konten terbaru dari Korea Reomit dengan mengikuti media sosial Hansol di bawah ini:

Artikel Terkait

Tonton “The Dami Mission” di sini!

Recent Posts

Alexander-Matthew-di-Jerman

CCTV dan AC Lumrah di Indonesia, tapi Jarang Ada di Jerman?

Matthew dalam kontennya memang sering membahas berbagai aspek terkait Jerman dari A-Z. Kali ini, ia menyoroti hal-hal yang umum dijumpai di Indonesia, tetapi langka atau bisa disebut barang yang nggak biasa di Jerman. Penasaran apa saja? Yuk, kita simak!

Jerhemy-Owen-di-Pembangkit-Listrik-Tenaga-Surya-Terapung-terbesar-di-ASEAN

Gaji Tukang Sampah di Belanda Mencapai Dua Digit?

Jerhemy Owen sering mengulas berbagai aspek kehidupan di Belanda, mulai dari kebudayaan, warisan sejarah, hingga lingkungan di sana. Kali ini, Owen membawa kita menelusuri sudut pekerjaan yang mungkin jarang dibahas, yaitu profesi tukang sampah. Kira-kira berapa, sih, gaji tukang sampah di Belanda? Yuk, kita bahas bareng Owen!

Dokter Ekida Rehan

Dokter Ekida: Bahaya Cuci Hidung dengan Air Keran

Beberapa waktu belakangan, sempat ramai fenomena cuci hidung karena banyaknya kasus pilek yang sedang merebak. Namun, di tengah maraknya praktik tersebut, beberapa orang tergoda mencoba mencuci hidung dengan menggunakan air keran dan selang. Pertanyaannya: apakah praktik ini diperbolehkan atau bahkan aman dilakukan? Yuk, kita telusuri penjelasan lebih lanjut dari Dokter Ekida!