Jerhemy Owen menjadi wajah baru D-MUSE Magz! Di balik sesi pemotretan, Owen berbagi keresahannya tentang isu-isu yang ia suarakan, mulai dari advokasi lingkungan, tantangan yang dihadapi generasi muda, hingga langkah-langkah kecil yang bisa membantu menjaga Bumi.

Isu lingkungan sebenarnya sangat dekat dengan kehidupan kita sehari-hari. Hanya saja, sering kali terasa jauh dan sulit untuk dipahami. 

Jerhemy Owen punya cara sendiri untuk membuat isu ini lebih relevan dan mudah diterima oleh generasi muda.

Dalam edisi terbaru D-MUSE Magazine, selain tampil sebagai wajah sampul, Owen juga berbagi pandangannya lewat wawancara eksklusif. 

Owen menunjukkan bahwa kepedulian terhadap Bumi bisa dimulai dari hal-hal kecil yang dilakukan setiap hari, mulai dari kebiasaan sederhana hingga pilihan gaya hidup yang lebih berkelanjutan.

“Not just an environmentalist by label, but by lifestyle, reminding us that caring for the planet should be part of who we are, every day,” tulis D-MUSE di akun Instagram-nya.

Yuk, simak selengkapnya di sini!

Alam Indonesia Kaya, tetapi Belum Sepenuhnya Dijaga

Dalam liputan bersama D-Muse Magazine, Owen menyoroti kondisi lingkungan Indonesia yang ironis: kaya sumber daya, tetapi masih sering diabaikan.

“Gue harus mulai serius sama isu lingkungan. Indonesia ‘kan negara alam banget. Ada gunung, laut, semua ada resources. Tapi kita nggak terlalu jaga. Padahal ada kesempatan buat jadi macan dunia,” ujarnya.

Pernyataan Owen bukan tanpa alasan. Menurut data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) 2024, Indonesia menghasilkan lebih dari 7,8 juta ton sampah plastik per tahun, sementara tingkat daur ulangnya masih di bawah 10%. Di sisi lain, laju deforestasi juga masih tinggi, sekitar 70 ribu hektare hutan hilang setiap tahun karena pembukaan lahan dan aktivitas industri.

Bagi Owen, hal-hal seperti ini bisa diperbaiki kalau masyarakat mulai sadar dari langkah kecil. 

“Membuang sampah, tuh, kelihatannya kecil, ya, dari sistem yang besar ini. Tapi hal sesimpel itu bisa jadi progres buat nyelametin dunia,” katanya.

Ia juga mencontohkan kebiasaan kecil yang bisa diubah, seperti membawa botol tumbler sendiri atau mengurangi plastik sekali pakai. Menurutnya, kalau kebiasaan itu jadi budaya, hasilnya akan terasa nyata.

Baca Juga: Jerhemy Owen Hadiri Indonesia International Sustainability Forum 2025

Menyampaikan Pesan Tanpa Menggurui

Owen menyadari bahwa generasi muda nggak bisa lagi didekati dengan pesan yang kaku atau menghakimi. Ia berusaha menyampaikan isu lingkungan lewat cara yang lebih ringan dan relevan.

“Biggest challenge itu dari segi penyampaian bahasa. Bahasa kita harus lebih santai biar nyampe ke orang,” jelasnya.

Pendekatan ini terbukti efektif. Di media sosial, konten Owen sering kali mengajak audiens refleksi tanpa merasa disalahkan. Ia lebih banyak mengajak dengan contoh, bukan ceramah.

“Kadang progress-nya kecil, lima sampai sepuluh tahun baru kelihatan. Tapi tetap harus jalan. Slowly but steady,” tambahnya.

Konsistensi ini jadi kunci kenapa pesan Owen mudah diterima. Ia tahu bahwa perubahan besar butuh waktu, tetapi nggak berarti harus berhenti di tengah jalan.

D-MUSE juga menegaskan hal yang sama lewat pesannya, “Gen Z, this is your moment to turn awareness into action, and passion into future. The earth isn’t waiting — and neither should we.”

Owen menutup wawancara dengan satu refleksi, perubahan nggak selalu harus besar, tetapi harus dimulai. Karena kalau bukan sekarang, kapan lagi?

Penasaran sama ceritanya lebih jauh? Tonton wawancara lengkap Jerhemy Owen di kanal YouTube D-MUSE Magazine

Edisi majalahnya juga bisa kamu baca langsung di https://dmusemagz.com/#new-edition