pakah kamu pernah melihat tren TikTok atau Reels dengan garis merah di atas kepala? Ternyata, tren ini berasal dari drama thriller berjudul S Line. Yuk, simak ulasan dan teori di baliknya bareng Alex Simanjuntak alias Boboholokal!

Pernahkah kamu menonton video viral di TikTok atau Instagram Reels yang menampilkan garis merah melintang di atas kepala seseorang?
Ternyata, tren tersebut berasal dari drama Korea berjudul S Line. Drama ini bergenre thriller fantasi dengan cerita misterius penuh teka-teki.
Dalam kontennya, Alex Simanjuntak, yang lebih dikenal sebagai Boboholokal, mengajak kita mengupas lebih dalam drama singkat berjumlah enam episode ini.
Yuk, kita telusuri lebih lanjut apa itu S Line dan penyebab drama ini bisa memicu tren yang ramai dibicarakan di media sosial!
Table of Contents
Apa Itu Drama S Line?

Alex memulai penjelasan dalam kontennya dengan pembuka, “Kalau kalian ikut tren ini, kalian harus tahu garis merah di atas kepala itu apa. Ini bukan garis biasa.”
Garis merah yang disebut S Line atau Sex Line itu menunjukkan hubungan seksual antar karakter.
Nah, jika dua orang dihubungkan oleh garis ini, artinya mereka pernah berhubungan intim.
Namun, hanya dua tokoh dalam drama yang dapat melihat garis ini. Satu tanpa alat bantu dan satu lagi harus memakai kacamata khusus.
Lantas, munculah pertanyaan: siapa dalang di balik kacamata itu? Mengapa hanya orang tertentu yang bisa melihatnya?
Lebih lanjut, menurut Alex, drama ini memiliki nuansa gelap serupa dengan The Glory, drama tentang pembalasan dendam atas kasus perundungan (bullying).
Namun, di S Line, cerita tak melulu menyoal kekerasan. Ada pula unsur pembunuhan, rahasia masa lalu, dan satu hal unik yang menjadi identitas drama ini: garis merah di atas kepala setiap karakter.
Baca Juga: 5 K-drama Terbaik Tahun Ini versi Alex Simanjuntak
Teori Ending S Line

Dalam konten berbeda, Alex membagikan teori ending dari drama Korea ini.
Berdasarkan thread dari orang Korea asli, cerita S Line berawal dari kisah seorang dewa bernama Gyujin.
Dewa ini menciptakan kacamata khusus yang mampu melihat dosa orang lain. Tujuannya bukan untuk menegakkan keadilan, melainkan semata sebagai hiburan.
Ia senang melihat manusia munafik yang merasa suci dan percaya pada S Line.
Dewa ini kemudian menemukan Hyeon Hop, anak yang dianggap diberkati, tetapi penuh luka dan tertutup dari dunia luar.
Sang Dewa kemudian membuat skenario agar Hyeon Hop keluar dari rumahnya. Inilah benang cerita episode 1 hingga 5.
Alex melanjutkan jika di episode terakhir, darah Hyeon Hop berubah menjadi simbol global S Line yang menyebar ke seluruh dunia sehingga semua orang dapat melihat dosa satu sama lain tanpa memakai kacamata.
Hal ini menyebabkan kekacauan besar! Dalam wujud seorang guru, Dewa tersebut mengungkapkan keinginannya agar dunia hancur.
Ia menyerang Hyeon Hop dan menjebaknya di sekolah, markas kekuasaannya. Namun, Hyeon Hop menggunakan kekuatan telekinesis dan kekuatan dari darahnya untuk bertahan.
Kendati dunia begitu kacau, manusia mulai beradaptasi. Mereka mulai menggunakan helm, masker, atau hidup, seperti Han Ji Uk yang nggak malu meski dosanya terlihat.
Di akhir, nyatanya Dewa masih eksis dan berbisik memanggil Hyeon Hop, menandakan bahwa moral kini diatur oleh hiburan dewa, bukan nurani.
Tertarik dengan drama semacam ini?
Yuk, cek konten Alex Simanjuntak untuk insight menarik lainnya tentang drama Korea!