Get In Touch
Menara Caraka, Lantai 12, Jl. Mega Kuningan Barat, Blok E4 7 No. 1, Kawasan Mega
Kuningan, Jakarta 12950
Work Inquiries
partnership@mantappu.com
(+62) 818 0401 3060

3 Bahaya Merokok Menurut Dokter Nadhira: Anak, Pasangan, & Negara Jadi Korban

June 19, 2025

by Fahma Ainurrizka

Pasangan kamu merokok? Hati-hati, kamu bisa ikut kena dampaknya! Simak penjelasan Dokter Nadhira Afifa soal bahaya rokok pasif dan dampaknya bagi kesehatan diri, keluarga, hingga negara!

Dokter Nadhira ungkap bahaya rokok yang tak terlihat | Sumber: TikTok @nadhiraafifa_

Apakah kamu memiliki pasangan yang merokok? Atau justru kamu sendiri yang masih merokok?

Mungkin kamu berpikir, “Ah, yang penting aku aja yang kena dampaknya.”

Eits, tetapi ternyata efek rokok nggak sesederhana itu.

Menurut penjelasan Dokter Nadhira Afifa, kalau kamu adalah perokok aktif, kamu nggak cuma merusak tubuhmu sendiri, tetapi juga bisa merugikan pasangan, anak, bahkan negara.

Nggak berhenti sampai di situ, Dokter Nadhira juga menyoroti fakta bahwa 71 persen laki-laki dewasa di Indonesia adalah perokok. 

Artinya, hanya 29 persen yang bisa dianggap sebagai calon pasangan hidup non-perokok.

Dilansir dari Good Stats, Indonesia bahkan menduduki peringkat pertama sebagai negara dengan jumlah pria perokok terbanyak di dunia. 

Data ini mencakup laki-laki berusia 15 tahun ke atas yang merokok dalam bentuk apapun, termasuk rokok, cerutu, pipa, atau produk tembakau lainnya.

Jadi, kebiasaan merokok ini bukan perkara kesehatan pribadi, tetapi berdampak besar untuk orang-orang terdekat. 

Yuk, simak penjelasan lengkap dari Dokter Nadhira berikut ini!

1. Third-Hand Smoke: Efek Rokok yang Sering Diremehkan

Penjelasan Dokter Nadhira tentang dampak perokok terhadap anak | Sumber: @nadhiraafifa_

Banyak orang berpikir, “Aku ngerokoknya di luar rumah. Aman, dong.”

Padahal, menurut penjelasan Dokter Nadhira, bahaya rokok itu nggak cuma berasal dari asap yang dihirup langsung oleh perokok aktif atau orang di sekitarnya (perokok pasif), tetapi juga dari residu rokok yang menempel di berbagai permukaan, lho.

Ilustrasi third-hand smoke (kontaminasi asap rokok) | Sumber: Ruang Berita

Fenomena ini dikenal dengan istilah third-hand smoke, zat beracun dari rokok yang menempel di rambut, baju, tangan, bahkan permukaan benda, seperti sofa atau ponsel.

Sebab, itu bagi pasangan yang sudah berkeluarga, Dokter Nadhira menekankan: “Pertama, perokok menyusahkan anak,” ujarnya. 

Bayangkan saja, setelah merokok, kamu langsung memeluk anak atau pasangan. 

Tanpa sadar, sisa racun dari rokok yang menempel di tubuh atau pakaianmu bisa berpindah ke mereka. 

Lebih parahnya lagi, residu ini bisa bertahan selama berhari-hari, bahkan setelah kamu mandi atau keramas.

Jadi sebenarnya, nggak ada yang benar-benar “aman” dari rokok selama masih ada orang lain di sekitarmu.

Baca Juga: Nadhira Nuraini Afifa: Dokter, Pendiri NGO, dan Content Creator Kesehatan 

2. Rokok Gerus Anggaran Rumah Tangga

Rokok dan Dampaknya terhadap Anggaran Rumah Tangga | Sumber: @nadhiraafifa_

“Kedua, perokok menyusahkan negara,” lanjut Dokter Nadhira. 

Bukan cuma soal kesehatan, kebiasaan merokok juga menyusahkan dari segi ekonomi. 

Dokter Nadhira menyebutkan kalau data dari Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2018–2021 menunjukkan rumah tangga dengan perokok menghabiskan sekitar 11% pengeluaran bulanannya untuk membeli rokok

Ini jauh lebih besar ketimbang pengeluaran untuk kebutuhan penting, seperti beras, sayur, atau daging.

Coba pikir, dalam kondisi harga-harga makin naik dan kebutuhan rumah tangga makin kompleks, 11% itu angka yang besar. 

Kalau uang segitu dialihkan untuk membeli makanan bergizi, pendidikan anak, atau tabungan masa depan, dampaknya bisa jauh lebih positif buat keluarga, bukan?

3. Rokok Bukan Hanya  Urusan Pribadi, tetapi Juga Bebani Negara

Dokter Nadhira: rokok merugikan rakyat dari banyak sisi | Sumber: @nadhiraafifa_

Nggak berhenti di rumah tangga saja, “Merokok “menyusahkan” rakyat,” ujar Dokter Nadhira. 

Ia menjelaskan BPJS Kesehatan yang dananya berasal dari iuran jutaan rakyat Indonesia, mengalokasikan pengeluaran terbesarnya untuk mengobati penyakit-penyakit akibat konsumsi rokok. 

Beberapa di antaranya termasuk:

  • Tuberculosis (TBC)
  • PPOK (penyakit paru obstruktif kronik)
  • Serangan jantung
  • Stroke
  • Kanker paru

Jadi, bagi kamu yang masih berpikir, “Ini badanku sendiri, terserah, dong,” coba pikir ulang. 

Ketika kamu sakit, kamu menggunakan fasilitas dan dana yang sebagian besar disubsidi oleh masyarakat. 

Artinya, kamu bukan hanya menyakiti diri sendiri, tetapi juga menjadi “beban” untuk orang banyak.

Baca Juga: Perempuan di Dunia Kerja: Kenapa Posisi Tinggi Masih Dikuasai Laki-laki? 

Yuk, Pilih Gaya Hidup yang Lebih Sehat!

Nah, kembali ke topik utama. 

Kalau kamu memiliki pasangan yang merokok, kamu perlu waspada. Soalnya, kamu juga berisiko jadi perokok pasif. 

Perokok pasif, tuh, nggak kalah bahaya. Sebab, kamu berisiko terkena berbagai penyakit mulai dari infeksi pernapasan, gangguan jantung, sampai kanker.

Kalau kamu adalah perokok dan masih berpikir bahwa itu urusan pribadi, coba tanya ke diri sendiri: “Apakah aku rela pasanganku sakit gara-gara kebiasaanku?”

Sebagaimana yang telah dijelaskan Dokter Nadhira, ini bukan cuma soal kamu, tetapi juga orang yang kamu sayangi.

Nah, bagi  TeMantappu yang ingin tahu lebih banyak soal kesehatan, parenting, dan kehidupan rumah tangga dari perspektif medis, jangan lupa follow media sosial Dokter Nadhira Afifa di TikTok @nadhiraafifa_ dan Instagram Nadhira @nadhiraafifa, ya!

Recent Posts